Jumat, 30 November 2012


Cinta Pertamaku Adalah Tokoh Idolaku
          Burung mulai bersiul saling bersautan. Matahari menyusul untuk menyinari bumi. Seorang anak sudah selesai berkemas untuk melalui masa barunya di SMPN 2 kota Tangerang Selatan. Sebelumnya sang anak bersekolah di SDN Pondok Cabe Udik 3 yang kebetulan tak jauh dari tempat tinggalnya. Seiring berjalannya waktu, perempuan yang bernama Alisya itu sudah mulai beranjak remaja. Ia berasal dari suatu keluarga yang sederhana. Kedua orang tuanya juga memberikan kepercayaan kepada Alisya. Alisya merupakan seorang anak yang memiliki good personality. Di samping itu Alisya juga merupakan siswa yang cukup berprestasi di sekolahnya.

          Ujian kelulusan SD pun talah dilaksanakan. Alhasil Alisya mendapat nilai yang cukup membuatnya bahagia. Tambah senang lagi Alisya masuk ke SMP favorite Alisya. SMPN 2 kota Tangerang Selatan merupakan salah satu sekolah yang telah diidam-idamkan oleh teman seusianya.
          Hari pertama masuk sekolah baru tiba. Alisya sangat berseri-seri dan berbagi senyum kepada siapa pun yang bertatap muka dengannya.
   "Wuah...Sepertinya kau senang sekali hari ini Sya." ujar teman baiknya dari kecil.
   "Iyaaa...Aku senang sekali hari ini Ris. Entah apa yang membuatku sangat berseri-seri hari ini." kata Alisya
   "Ah...Jangan-jangan kamu punya cowok baru ya Sya." cetus Nuris penasaran.
   "Hah! Engga, bukan itu kok." jawab Alisya.
   "Hmm...Terus apa dong Sya ?" Nuris tambah bingung.
                                                         ***
          Pada hari kedua di sekolah barunya, semua siswa ajaran baru di tes untuk pembagian kelas. Ruang untuk tes telah disediakan, namun Alisya baingung dengan penempatan tempat duduknya itu. Sudah ada nomor absensi untuk penempatannya, namun teman yang seruangan dengannya duduk dengan keinginan mereka tanpa menghiraukan nomor absensi.
   "Kak! Aku mau nanya dong. Ini penempatan tempat duduknya gak diatur Kak ?" tanya Alisya terhadap salah satu kakak pembimbing.
   "Duduknya dimana aja kali! Terserah!" jawab kakak itu dengan cuek.
   "Bener nih Kak? Tapi kan udah ada daftar absensinya tuh Kak. Masa duduknya gak diatur sih. Kalau diomelin gurunya gimana, hayoo ?" Alisya penasaran.
   "Ya udah sih. Duduk tinggal duduk aja!" cetusnya tanpa menghiraukan Alisya.
   "Ih.. Dasar cuek banget sih jadi orang. Ditanya pelan-pelan, jawabnya malah kasar kaya gitu. Gak bisa sopan sedikit apa ya sama adik kelas." perkataan Alisya di dalam hati.

          Di perjalanan pulang Alisya tidak memasang wajah berseri lagi seperti hari sebelumnya. Alisya masih merasa kesal terhadap kakak pembimbing tadi. Sesampai di rumah ia langsung menceritakan kejadian tadi terhadap kakaknya.
    "Asli.. Alisya masih kesel sama kakak yang tadi. Ih.. Kesel! Kesel!" rengek Alisya.
    "Kamu kenapa dek? Gak biasanya kamu aneh kaya gini." tanya kakaknya Fihaya.
    "Itu loh Kak. Tadi ada kakak kelas jutek banget tau Kak." adu Alisya.
    "Oh.. Kirain kakak kamu kenapa. Hmm.. Ya udah jangan dipikirin Sya!" seru kak Fihaya terhadap pernyataan Alisya.
    "Gak bisa Kak. Aku masih kesel asama dia. Alisya juga baru nemu tuh orang kaya begitu." ujar Alisya.
    "Kamu jangn kesel terus-terusan Sya. Nanti malah kamu naksir dia loh.. Hehehe." ledek kakaknya.
    "Ih.. Apaan sih Kak. Makasih deh yaaa.. Cowok jutek banget kaya begitu ditaksir. Oh.. No.. No.. No.." elak Alisya
    "Kamu belum tahu sikap aslinya aja Sya." masukan kak Fihaya.

          Keesokan harinya Alisya masih terliahat sedikit murung, tapi dia tetap mencoba untuk tersenyum sama setiap orang. Pada hari itu semua siswa ajaran baru diminta untuk menuliskan kesannya terhadap kakak pembimbing. Namun Alisya bingung mau ksih kesannya ke siapa.
    "Aku nulis buat siapa yaa?" Alisya terus memikirkan hal itu. Terlintas dipikirannya kakak jutek yang kemarin itu.
    “Ih.. Kenapa harus dia yang aku pikirin sih.” Alisya diam sejenak.
    “Hmm.. Tapi kalau diliat-liat dia kern juga yaa. Manis pula.” Alisya jadi bengong mikirin kakak cuek tadi.
    “Hey! Lagi mikirin apa hayoo ?” Nuris datang ke hadapan Alisya dengan tiba-tiba.
    “Eh.. Kamu Nuris. Engga mikirin siapa-siapa kok. Cuma aku lagi bingung mau buat kesannya untuk siapa.” Jawab Alisya sedikit gugup.
    “Oh.. Kirain kenapa. Hmm.. Buat kakak yang itu aja Sya. Dia kan keren tuh !” saran Nuris sambil senyum-senyum.
    “Hmm.. Boleh juga tuh. Emang kamu tahu namanya siapa?” jawabnya sambil menunjuk ke arah kakak pembimbing itu.
    “Ya tahu dong. Nuris apa sih yang engga tahu! Hehehe. Namanya dia itu kak Yazqo, Sya.“ seru Nuris.
    “Hah? Siapa? Coba ulang lagi deh! Gak dengar aku.” tanyanya lagi.
    “Ih... Namanya tuh kak Yazqo. Kak Yaz..Qo..” Nuris mengeja pelan.
    “Ya sudah deh. Aku tulis kesannya buat dia aja. Aku mau bilang supaya dia jangan cuek lagi sama adik-adik kelas.” Alisya membayangkan isi kesannya.
                                                    ***

          Siang telah datang. Aku pun telah sampai di rumah. Shalat, makan, menonton TV sebentar dan waktunya istirahat. Pada saat aku ingin tidur siang, aku teringat oleh kak Yazqo. Ya ampun, kenapa dia cuek banget ya. Coba saja dia itu ramah sama setiap orang, pasti banyak deh yang suka sama dia.
          Aku terus dan terus memikirkannya. Wajahnya pun selalu menghiasi hariku. Ini adalah suatu hal yang baru ku alami. Aku bingung sendiri dengan keadaan ku saat ini. Setelah beberapa waktu terlewatkan ternyata kak Fihaya sudah pulang.
    “Kakak.. Ayo sini-sini, duduk dulu, istirahat. Mau aku ambilin minum apa Kak?” Alisya bertingkah aneh kepada kakaknya.
    “Kamu kenapa Sya? Gak kesambet kan?” tanya kakaknya bingung.
    “Engga kok. Kakak mau minum apa nih?” tanya Alisya lagi.
    “Gak usah Sya. Nanti kakak ambil sendiri aja.” seru kak Fihaya.
    “Bener nih Kak? Ya sudah deh, aku ke kamar duluan yaa Kak.”
    “Iya sana. Tidur gih sekalian!”  jawab kak Fihaya.
          Setelah selesai makan malam bersama, biasanya Alisya dan kakaknya belajar bersama di kamar sambil curhat-curhatan tentang pengalaman yang dialaminya selama hari itu. Satu jam telah terlewatkan, Alisya mulai jenuh dengan pekerjaannya saat itu.
          Akhirnya Alisya SMS-an sama NUris. Tanpa disadari ternyata Alisya menanyakan tentang asal-usul kak Yazqo. Nuris pun menjawab dengan santai. Entah kenapa Alisya sering menanyakan kak Yazqo.
     “Kak.. Kalau kita inget sama cowok terus itu kenapa sih Kak?” tanya Alisya.
     “Oh.. Itu berarti kita lagi suka sama cowok itu Sya. Emang kamu lagi mikirin cowok ya Sya?” ujar kak Fihaya.
     “Hah! Engga kok Kak, ini si Nuris yang nanyain.” elakkan Alisya.
     “Kirain kakak kamu Sya.” tebak kak Fihaya.
     “Haha Kakak ada-ada akja sih.” kata Alisya.
           Hmm.. Aku tanya nomor HP kak Yazqo sama Nuris ah.. pasti dia tau tuh. Tanpa ragu Nuris memberikan nomor HPnya kepada Alisya. Untung saja Nuris tidak curiga terhadap Alisya.
                                                            ***
          Satu bulan kemudian. Alisya mulai beradaptasi dengan dengan teman sekolahnya. Termasuk Muhammad Yazqo Rahman kakak kelas yang tenar di sekolahnya. Alisya mulai saling kenal satu sama lain dengan kak Yazqo. Temannya, Nuris pun telah mempunyai pacar yang bernama Rendusara Taufik teman dekatnya Kak Yazqo.
          Setiap kali Alisya dan Nuris bermain bersama, kak Rendu dan kak Yazqo pasti menghampiri mereka. Nuris sudah pasti dengan kak Rendu. Tetapi Alisya masih jauh-jauhan dengan kak Yazqo, katanya masih gengsi karena tidak ada hubungan apa pun.
                                                            ***
          Satu semester terlewatkan, awal tahun ialah waktu yang aku tunggu-tunggu. Lima Januari adalah hari ualnh tahunku. Biasanya umi dan bapak suka membuat acara kecil-kecilan di rumah sebagai ucap syukur. Aku mengajak Nuris, kak Rendu, kak Yazqo, dan beberapa temanku yang lain.
          Pada hari ulang tahunku yang ke-12 itu, aku mendapatkan kado yang teristimewa dari yang pernah ku dapat. Kak Yazqo megungkapkan isi hatinya kepadaku di hadapan keluarga dan teman-temanku. Wow… It’s so amazing… I’m very happy. Aku tidak tahu dia akan melakukan itu. Namun memang pada malam harinya aku bermimpi persis seperti yang terjadi pada ulang tahunku.
      “Tak tahu harus mengungkapkan apa lagi. Aku benar-benar senang saat ini. Ini adalah ulang tahun teristimewa yang pernah ku dapatkan. Umi, Bapak, kak Fihaya, serta teman-teman yang telah hadir , aku mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian. Satu lagi kepada Kak Yazqo, Thank you very much.” Alisya menangis haru karena kejadian barusan.
          Memang setelah beberapa bulan Alisya menuntut ilmu di Dutas . Alisya belajar banyak tentang pengalaman-pengalaman yang ia dapatkan. Alisya selalu mengharapkan prestasi yang telah diraih oleh kak Yazqo. Dengan motivasi seperti itu, Alisya berusaha keras untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
                                                          ***
          Kenaikkan kelas telah di depan mata, aku pun harus sekolah tanpa pengawasan tokoh idolaku. Tangis haru menghabiskan setiap hari-hari Alisya. Semangat tokoh idola sekaligus pacarku selalu diberikan agar diriku tegar untuk menghadapi ini semua. Aku pun mulai bertekad untuk membuktikan bahwa seorang Alisya yang masa bodo dengan banyak hal, yang tidak tahu masa depannya, yang sekolah dibilang cuma numpang duduk doang itu punya cita-cita, ingin membahagiakan umi dan bapak sejak dini. Aku juga harus bias menggapai cita-citaku yang telah ku impikan.
          Di tempat wisuda kelas 9 . Gedung itu telah menjadi simpuh tangis para siswa yang lulus. Karena terharu akan melewati hari baru tanpa teman-teman masa se-SMPnya. Begitu juga kak Yazqo.
     “Sya, jaga dirimu baik-baik. Dimana pun kamu berada kamu harus selalu berhati-hati. Maaf Yazqo gak bias ada di sisimu setiap saat, tapi ingat ya Sya, bahwa jika kamu butuh sesuatu hubung Yazqo.”  Ujar Yazqo
     “Iya kak. Alisya akan dengerin omongan kakak. Makasih udah memberi banyak pelajaran untuk Alisya. Alisya janji akan meneruskan jejak langkah Kak Yazqo menjadi siswa terpandai .“ ungkap Alisya sambil menahan tangis.
     “Sama-sama Sya, pokoknya kamu harus semangat, semangat berjuang Alisya dan Yazqo ! Hehehe.. Jangan sedih, Yazqo gak kemana-mana.” Ungkap Yazqo.
     “Iyaa Kak. Semangat berjuang Alisya dan Yazqo ! “ jawab Alisya.
Uap tangis Alisya tak bisa terbendung lagi. Perpisahan kecil telah terjadi. Alisya amat terharu dengan peristiwa ini. Oh iya, Nuris juga galau ditinggal sama kak Rendu . Kami saling mensupport  agar tetap tegar. Karena kami yakin bahwa ini bukanlah akhir dari segalanya.
                                                ***
Akhirnya kak Yazqo masuk ke sekolah favoritnya . Alisya juga telah menjadi siswa  terpandai di sekolahnya. Begitu pun dengan kak Rendu , dia masih tetap bersama the close friendnya. Mereka masuk ke SMKN 20 jakarta. Nuris juga telah menjadi murid yang axis karena menjadi ketua OSIS. Mereka telah menemukan kesuksesan muda mereka. Congratulation for all.

Selasa, 27 November 2012

DIAM

 

 Diam adalah hal tersulit untuk menutupi segala kelebihan diri seseorang...

 Dengan diam mungkin kita akan terlihat aneh oleh sekeliling lingkungan kita..

 

 Namun ada pepatah bilang kalau "DIAM ITU EMAS"

 

 Mengapa demikian ???

 Mungkin menurut anggapan saya tentang diam itu emas ialah, di saat kita mempunyai suatu rahasia tentang org lain yg mungkin bisa dibilang itu adalah privacy, kita coba untuk diam dan diam untuk menutupi segala kekurangan org lain...

 Di sini kita dapat mengambil nilai positif untuk selalu berpositif thinking..

 Kita juga dapat lebih dipercaya oleh orang lain yang telah percaya kepada kita,, 

 

 :)

 Diam di saat kita menghadapi masalah yg harus diselesaikan juga taidak baik,,

 Kalau kondisi seperti ini kita harus memberikan pendapat kita untuk menyelesaikan masalah tersebut...

 

 Intinya DIAM juga diperlukan untuk kehidupan sehari-hari kita...

 

_THANK YOU_

  ๐Ÿ”ฅPromo WOW Bingitzz๐Ÿ”ฅ Cuma dari  @wowtrip.id Wisata Terhitz, kekinian banget dan yang pasti WOW ๐Ÿฅณ๐Ÿฅณ๐Ÿฅณ Open Trip Pangalengan ๐Ÿ’ต Rp 99.000...